Sore itu Bude Ila berkunjung ke warung Emak, belanja bulanan. Aku yang sedang bersiap untuk pergi ke masjid melempar senyum ke arah Bude. Bude Ila memanggilku dan meminta mengajak beberapa teman setelah salat Magrib agar berkunjung ke rumahnya. Bude Ila terkenal suka membagi sedekah, entah itu uang, barang atau pun makanan. Bude Ila dermawan sekali. Kami merasa dimanjakan dengan kemurahannya. Emak mengingatkan agar tidak mengajak semua teman. Aku ingat pesan Bude Ila dan Emak. InsyaAllah selesai Magrib akan berkunjung.

Sebelum salat Magrib, aku berbisik pada Badrun, Rizal, Uki, dan Umar untuk bersama-sama ke rumah Bude Ila. Rasanya plong bahwa yang akan datang ker rumah Bude Ila hanya kami berlima. Sudah terbayangkan Bude Ila akan memberikan lebih banyak bagianku seperti sebelumnya. Entah apa pun nanti, pemberian Bude Ila tetap yang terbaik.

Entah siapa yang membocorkan rahasia ajakan itu, karena tiba-tiba jumlah kami sudah dua kali lipat dari sebelumnya. Malah akan bertambah, karena sebagian akan menyusul. Begitu sampai di rumah Bude Ila, "Assalamualaikum, ....", dan terdengar jawaban dari dalam rumah, "Waalaikumsalam, lho ada apa rame-rame?" sontak saja Bude Ila kaget lalu segera kembali ke dalam rumah ketika Umar menyeletuk, "Bude, Ikram, Rian dan beberapa orang lainnya mau datang juga ke sini." Mata Bude Ila membulat, lalu segera saja beliau membagikan masker karakter satu persatu. "Nah, sekarang kalian pulang. Nanti yang lain pada ke sini rame-rame lagi." kata Bude Ila seraya menyalami kami yang akan pulang.

***